Iklan

Sabtu, 24 September 2011

Kehidupan Manusia Bisa Di Mulai Kapan Saja


Seorang anak pemimpin suku setelah ayahnya meninggal dia memikul tugas untuk memimpin suku. Tetapi karena setiap harinya dia hanya berfoya - foya, malas, kekuatan suku ini menurun dengan cepat; dalam sebuah pertempuran CIA, dia tertangkap. Kepala CIA memutuskan pada hari kedua untuk memenggal kepalanya, tetapi dia memberika waktu kebebasan satu hari, dan kebebasan itu hanya di padang rumput.

Ketika dia dilepaskan di padang rumput yang luas, dia merasa, di waktu tersebut, dirinya seperti telah dibuang oleh dunia ini, surga pun juga menjadi tempat terakhirnya. Dia terkenang akan kerajinan para penggembala, teringat akan para tentara yang berani yang merelakan nyawanya, untuk bertobat sudah terlambat.

Dia berpikir, jika memberikan dia kesempatan 1 kali lagi, pasti akhirnya tidak seperti ini. Kemudian, dia memikirkan dalam 24 jam sisa hidupnya ini dia ingin menambal semua kesalahan yang terjadi dulu dia lakukan.


Perlahan - lahan dia menyusuri padang rumput,melihat banyak penggembala yang miskin sedang membakar kayu, dia mengambil mutiara yang ia kalungkan di kepala dan diberikan kepada para penggembala miskin tersebut; dia melihat seekor kambing gunung yang tersesat, dia pun mengejar kambing gunung tersebut dan dipulangkan; dia melihat seorang anak terpeleset, dia pun secara otomatis memapahnya; yang terakhir, dia memberikan bajunya yang berharga kepada tentara yang telah melindungi dia....Akhirnya dia bisa melakukan sesuatu yang dulunya tidak pernah dilakukan, dia merasa bahwa dirinya mempunyai hati yang baik, dapat dengan tenang mengakhiri hidupnya.

Hari kedua, hukuman gantung untuk dia pun tiba, dia dengan tenangnya memasuki tempat eksekusi, menutup matanya dan menunggu akhir dari hidupnya. Tetapi menunggu lama, pisau yang akan memotong tangannya kok tidak ada, dia merasa sangat aneh. Ketika dia perlahan - lahan membuka matanya, baru melihat kepala/ketua CIA membawa semangkuk arak berdiri dengan wajah tersenyum di depannya.

Ketua tersebut berkata : "Saudaraku, satu hari ini, perbuatan yang kamu lakukan membuatku terharu, dan membuatku kembali mengenal dirimu, penggembala dua suku ini pada awalnya hidup dengan bahagia, tetapi karena permusuhan antara satu sama lain dan rasa egois, maka kita saling membantai/membunuh, siapapun tidak ada yang melewati hari - hari yang tenang, hari ini, saya menghormati kamu dengan bersulang satu gelas arak, untuk selanjutnya kita adalah saudara, bagaimana?"

Setelah itu, anak orang kaya tersebut kembali ke suku, dan tidak ada kehidupan foya - foya lagi, dia bertambah rajin dan menyayangi rakyatnya, dan bersumpah akan menjadi seorang kepala suku yang hebat dan dapat menjadi panutan. Sejak itu, tidak ada lagi pertengakaran di antara kedua kepala suku tersebut, melewati hidup yang tenang di padang rumput.

Kehidupan manusia bisa kapan saja dimulai, walaupun hidup kita tinggal 24 jam lagi.

Seseorang hanya perlu memikirkan kembali, dan penuh dengan cita-cita, dengan begitu kita bisa memulai hidup kita yang baru.

Tetapi mengapa, terkadang kita tahu salah, tetapi kita masih tetap melakukan kesalahan tersebut, atau sudah mengalami penderitaan, tetapi tetap tidak mau keluar dari penderitaan tersebut? dalam keadaan "tidak berani" atau "tidak tega" yang pada akhirnya membuat diri kita terperangkap dalam penderitaan/ dilema? Kalau kita tahu bahwa jalan ini tidak cocok dengan kita, jika terus dilakukan maka hasilnya adalah sia-sia, mengapa kita tidak menyerah dan memulainya dari awal lagi?

Penulis Jepang Kaoru Nakajima sering berkata : "Merasa diri sendiri tidak bisa melakukan, ini hanyalah perasaan yang salah. Sebelum kita melakukan sesuatu hal, selalu memikirkan apa kita bisa melakukannya atau tidak, kemudian mulai mencurigai diri sendiri, ini adalah pemikiran yang salah."

Kehidupan manusia kapan saja bisa dimulai, tidak ada batasan umur, asalkan kita punya keyakinan dan kepercayaan diri, impian, walaupun sampai umur 70 tahun juga bisa tercapai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar